Powered By Blogger

Jumat, 22 Februari 2013

Legenda Kisah Cinta di China Sam Pek dan Eng Tay

Pada jaman dahulu kala di negeri Cina tepatnya di propinsi Zhejiang hiduplah keluarga Zhu. Mereka termasuk keluarga kaya dan terpandang di daerah tersebut. Keluarga Zhu mempunyai seorang putri yang sangat cantik bernama Cuk Eng Tay. Sebagai anak perempuan, Eng Tay tidak boleh sering keluar rumah. Hal itu selalu membuatnya bosan. Dia ingin sekali pergi bersekolah seperti anak laki-laki. Berulang kali Eng Tay membujuk ayahnya untuk mengijinkannya pergi sekolah, namun ayahnya selalu menolak dengan tegas.

Suatu hari dia mendapat sebuah ide. Eng Tay mengurung diri di kamar dan berpura-pura sakit. Tuan Zhu yang khawatir dengan kesehatan putri tunggalnya menyetujui usul Lin Ce, pengasuh putrinya, untuk memanggil seorang peramal.
"Tuan, saya sarankan anda untuk mengirim putri anda ke sekolah di luar kota, maka dia akan sembuh," kata si peramal.
"Apa? Tidak mungkin aku mengirim anak perempuanku bersekolah. Tak ada seorang gadis pun di sana!" kata Tuan Zhu gusar.

Tiba-tiba peramal itu menyingkap tutup kepala dan jubahnya. Tuan Zhu terkejut karena peramal itu tidak lain adalah Eng Tay.
"Ayah, kalo aku berpakaian seperti laki-laki, bolehkah aku pergi ke sekolah? Tidak akan ada yang menyangka bahwa aku seorang gadis," bujuk Eng Tay.
Akhirnya dengan berat hati Tuan zhu mengijinkan Eng Tay untuk pergi bersekolah.

Pada hari yang ditentukan dengan ditemani Lin Ce yang setia, Eng Tay berangkat ke sekolah Sung Yee. Tentu saja dengan menyamar sebagai laki-laki. Di tengah perjalanan Eng Tay bertemu dengan seorang pemuda yang juga akan pergi ke Sung Yee. Mereka pun berkenalan dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan bersama-sama. Pemuda itu bernama Liang Sam Pek dan berasal dari Guiji. Mereka pun menjadi akrab dan berjanji untuk saling menjaga. Sam Pek menganggap Eng Tay sebagai adik dan demikian sebaliknya Eng Tay menganggap Sam Pek sebagai kakak.

Di sekolah Eng Tay belajar dengan giat. Dia sangat bersemangat, apalagi kini dia semakin akrab dengan Sam Pek sehingga hari-harinya tidak lagi membosankan. Karena Eng Tay gadis yang serdik, tidak seorang pun mencurigai penyamarannya. Maka Sam Pek pun memperlakukan Eng Tay sebagai adik laki-laki. Padahal Eng Tay ternyata mulai menaruh hati pada Sam Pek.

Tidak terasa bertahun-tahun Eng Tay menghabiskan harinya di Sung Yee. Selama itu dia tidak pernah sekali pun pulang menengok ayahnya. Hanya Lin Ce yang pulang pergi membawa kabar dari Eng Tay dan ayahnya. Suatu hari Lin Ce membawa surat dari rumah yang mengabarkan bahwa ayahnya sakit keras dan menyuruhnya pulang. Eng Tay bimbang, dia sangat ingin pulang menengok ayahnya namun dia juga takut sekembalinya ke rumah dia tidak akan bisa kembali ke sekolah. Itu artinya Eng Tay tidak bisa bertemu lagi dengan Sam Pek. Kepada Lin Ce dia berterus terang bahwa dia telah jatuh cinta kepada Sam Pek.

Akhirnya Eng Tay dan Lin Ce memutuskan utnuk meminta nasehat kepada guru Eng Tay. Eng Tay berterus terang bahwa dia adalah seorang gadis yang menyamar agar bisa sekolah. Untunglah beliau tidak marah. Eng Tay menitipkan sebuah bandulan kipas kepada guru untuk diberikan kepada Sam Pek.

Dengan berat hati Sam Pek mengantar kepergian Eng Tay. Sebelum berpisah Eng Tay mencoba memberi isyarat kepada Sam Pek bahwa dia adalah seorang gadis, namun Sam Pek tidak mengerti arti isyarat Eng Tay. Akhirnya Eng Tay menyerah dan berkata bahwa dia akan menjodohkan Sam Pek dengan adiknya, maka Sam Pek harus datang menemuinya dan melamarnya.

Setelah ditinggal Eng Tay, Sam Pek merasa kesepian. Akhirnya dia meminta ijin gurunya untuk menjenguk Eng Tay. Guru Sun Yee lalu memberikan bandulan kipas dari Eng Tay kepada Sam Pek dan memberitahukannya bahwa Eng Tay sebenarnya adalah seorang gadis. Sam Pek terkejut mendengarnya. Akhirnya dia mengerti bahwa sebenarnya Eng Tay ingin agar Sam Pek melamar Eng Tay dan bukan adiknya. Dengan hati berbunga-bunga Sam Pek pun berpamitan dan langsung memacu kudanya ke rumah Eng Tay.

Sementara itu Tuan Zhu bermaksud menjodohkan Eng Tay dengan anak keluarga kaya dan berkuasa bernama Ma Wencai. Tentu saja Eng Tay menolaknya dan berterus terang bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih yang akan segera melamarnya. Tuan Zhu sangat marah mendengarnya. Dia tetap memaksa Eng Tay untuk menerima lamaran Ma Wencai dan mengancam akan mencelakakan Sam Pek jika Eng Tay berani menolaknya. Maka Eng Tay pun hanya bisa menangis sedih mendengar keputusan ayahnya.

Beberapa hari kemudian Sam Pek sampai di rumah Eng Tay. Setelah memohon pada ayahnya, akhirnya Eng Tay bisa menemui Sam Pek. Mereka sangat bahagia bisa bertemu lagi. Namun Eng Tay juga bersedih karena ini adalah terakhir kalinya dia bisa menemui Sam Pek. Ketika Sam Pek mengutarakan niatnya untuk mempersunting Eng Tay, Eng Tay pun tak kuasa menahan air matanya.
"Kenapa kau kelihatan menangis, adik Eng Tay? Apakah kau tidak suka aku melamarmu?" tanya Sam Pek.
"Aku bahagia kakak Sam Pek. Tapi... ayahku telah menjodohkanku dengan pria lain dan aku tidak bisa menolaknya. Maafkan aku kakak!" tangis Eng Tay.

Sam Pek sangat marah mendengarnya. Dia pikir Eng Tay sudah melupakannya dan tidak ingin menjadi istrinya.
"Jadi kau lebih memilih menjadi istri orang kaya itu daripada aku yang miskin?" kata Sam Pek dengan marah.
"Bukan begitu kakak Sam Pek, ini adalah keinginan ayah dan aku tidak kuasa menolaknya. Mengertilah kakak! Meski aku harus menikah dengan orang lain, cintaku hanya untuk kakak seorang," isak Eng Tay.

Sam Pek tidak mau mendengar perkataan Eng Tay, dengan sedih dia memacu kudanya pulang ke rumahnya. Sam Pek kehilangan semangat hidupnya. Maka dia pun menghabiskan waktunya dengan minum banyak arak hingga lupa makan, lupa tidur. Akhirnya Sam Pek pun jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Sam Pek pun tidak mau berobat. Baginya hidup sudah tidak berarti lagi.

Ibu Eng Tay sangat sedih melihat keadaan putranya. Maka dengan berlinang air mata dia pergi ke rumah Eng Tay dan memohon kepada Tuan Zhu supaya mengijinkan Eng Tay menemui Sam Pek untuk terakhir kalinya. Namun Tuan Zhu menolaknya. Dengan hati sedih Eng Tay hanya bisa menitipkan sebuah bingkisan berisi puisi-puisi cinta dan segumpal rambutnya.

Sam Pek semakin sedih dan semakin tidak bergairah untuk sembuh. Suatu hari ketika sakitnya semakin parah, dia berpesan kepada ibunya bahwa jika ia meninggal dia ingin dikuburkan di jalan yang akan dilalui oleh iring-iringan pengantin Eng Tay. Beberapa saat kemudian Sam Pek pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Eng Tay pun berduka mendengar kematian kekasihnya. Dia menangis sepanjang hari dan meratapi nasib yang tidak menyatukannya dengan kekasih yang dicintainya.

Tuan Zhu sangat khawatir melihat keadaaan putrinya, maka dia meminta supaya tanggal pernikahan putrinya dipercepat.

Eng Tay lalu memohon kepada ayahnya supaya diijinkan untuk turun sebentar dari tandu pengantin dan mengunjungi makam Sam Pek untuk memberi penghormatan terakhir. Meski tidak setuju tapi akhirnya Tuan Zhu dan keluarga Ma memberi ijin.

Maka ketika iringan pengantin Eng Tay tiba di makam Sam Pek. Eng Tay turun dari tandu dan berlutut di makam kekasihnya. Dengan menangis sedih dia berkata: "Kakak Sam Pek percayalah bahwa cintaku hanya untukmu. Aku tidak ingin menikah dengan orang lain. Jika kakak mendengarku, bawalah aku pergi bersama kakak!"

Mendadak angin bertiup sangat kencang dan hujan pun turun dengan derasnya. Di tengah suara petir yang menggelegar tiba-tiba makam Sam Pek terbelah dua dan muncullah lubang menganga di depan Eng Tay. Tanpa pikir panjang Eng Tay pun terjun ke dalam lubang tersebut tanpa sempat dicegah oleh para pengiringnya. Kemudian makam tersebut kembali menutup dan Eng Tay pun menghilang.

Suasana kembali cerah seperti tidak pernah ada kejadian apapun. Tinggallah para pengiring yang masih terkejut dengan kejadian tersebut. Hanya Lin Ce yang menangis meratapi kepergian majikannya. Tiba-tiba dari balik makam, muncullah sepasang kupu-kupu yang cantik. Mereka berputar-putar sebentar di kepala Lin Ce sebelum akhirnya terbang jauh dengan gembira. Lin Ce yakin bahwa kupu-kupu itu adalah penjelmaan roh majikannya yang telah bersatu dengan kekasihnya.

Sumber : http://bisnis-anni.blogspot.com/2010/09/legenda-kisah-cinta-di-china-sam-pek.html

 

 

Sam Pek dan Eng Tay ~ Pasangan Kupu - kupu

Sumber : http://digikidblogs.blogspot.com/2010/03/sampek-engtay-pasangan-kupu-kupu.html

 

 

Pendahuluan

Cerita ini adalah legenda yang berasal dari negeri Cina yang terjadi pada masa pemerintahan Jin Timur. Sebuah cerita tentang seorang wanita cantik yang demi menuntut ilmu, menyamar sebagai pria. Dalam perjalanannya menuntut ilmu, wanita tersebut bertemu dengan seorang pria lugu dan akhirnya jatuh cinta kepada pria tersebut. Walaupun kisah cinta mereka tidak direstui oleh orang tua, tetapi ketulusan cinta mereka telah menggugah banyak orang dan menjadi pedoman bagi pasangan-pasangan cinta di dunia ini. Cerita ini bahkan sudah dijadikan legenda cinta di negeri China sana. Cerita ini sudah secara internasional sudah dianggap sebagai sebuah serial Romeo and Juliet versi Negeri Tirai Bambu.

Di Indonesia cerita ini lebih dikenal dengan nama Sampek Engtay. Sampek – Engtay sendiri adalah terjemahan nama dari tokoh sang pria dan wanita, 梁山伯-祝英台 mengutip dua huruf terakhir dari karakter nama mereka dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Hokkien sehingga menjadi (Liang) Sam Pek (nama tokoh pria) dan (Zhu) Eng Tay (nama tokoh wanita).

EngTay adalah anak ke-9 dan merupakan anak perempuan satu-satunya dari keluarga Zhu. Karena kelihaian dan kepintaran Eng Tay, dia meyakinkan ayahnya untuk membiarkannya berdandan selayaknya pria dan belajar ke kota HangZhou. Pada saat itu sesuai dengan tradisi, seorang wanita tidak boleh menuntut ilmu di sekolah.

Dalam perjalanannya menuju kota HangZhou, EngTay secara tidak sengaja bertemu dengan SamPek ketika sedang beristirahat di sebuah paviliun. Hubungan mereka kedua semakin erat ketika mereka ternyata menjadi teman sekamar di asrama. Dalam asrama inilah rasa cinta kepada SamPek mulai tumbuh di hati EngTay. Tetapi sifat SamPek yang gemar membaca dan polos membuatnya tidak menyadari perilaku EngTay yang feminim.

Tiga tahun berlalu sejak pertama mereka bertemu, suatu hari EngTay menerima sebuah surat dari ayahnya yang memerintahkannya untuk pulang secepat mungkin. Karena tidak mempunyai pilihan lain, EngTay pun hanya bisa berkemas dan kemudian kembali ke kampung halaman. Sebelum berangkat, EngTay sempat berterus-terang tentang identitas dirinya kepada istri dari pemilik sekolah dan menitipkan sebuah kalung giok kepadanya untuk diberikan kepada SamPek.

SamPek menemani ‘adik angkatnya’ menuju perjalanan pulang sejauh 17 mil sebagai tanda perpisahan. Sepanjang perjalanan, EngTay terus saja memberikan petunjuk kepada SamPek tentang identitas dirinya, tetapi karena keluguannya SamPek tidak menangkap petunjuk-petunjuk yang diberikan. Akhirnya EngTay menemukan sebuah ide untuk menjodohkan SamPek dengan ‘adik perempuan’ EngTay yang ternyata adalah dirinya sendiri. Sebelum mereka berpisah, EngTay kembali mengingatkan SamPek agar datang untuk dijodohkan dengan adik perempuannya. SamPek dan EngTay pun berpisah di tempat dimana mereka bertemu, sebuah paviliun peristirahatan.

Beberapa bulan kemudian, ketika SamPek mengunjungi EngTay, SamPek baru mengetahui bahwa ternyata EngTay adalah seorang perempuan. Pada saat itu juga mereka kemudian bersumpah kepada satu sama lain ‘Sampai maut memisahkan kita’. Tetapi kebahagiaan dari pertemuan itu hanyalah bersifat sementara karena tidak lama kemudian EngTay mendengar kabar bahwa ia akan dijodohkan dengan anak seorang kaya yang bernama Ma WenCai, salah seorang teman sekelasnya dahulu yang berhasil menyadari bahwa EngTay ternyata adalah seorang wanita. Mendengar kabar ini, SamPek menjadi patah hati dan kondisi tubuhnya mulai melemah pada saat itu. Kemudian SamPek yang sakit-sakitan pun segera mencari seorang tabib untuk mengeluarkan resep obat, sang tabib memberikan sebuah resep yang berisikan sepuluh jenis obat sebagai berikut :
1. Tanduk dari raja naga di Laut Timur
2. Kulit pada kepala seekor udang
3. Dinding pelindung yang sudah berumur 10.000 tahun
4. Embun diatas genteng yang berumur 1.000 tahun
5. Sepasang telur dari burung legendaris
6. Usus dari dalam perut belalang
7. Daun dari jamur LingZhi yang tumbuh di gunung dimana dewa tinggal
8. Wewangian yang terdapat pada tubuh Ratu
9. Air suci yang terdapat pada pot bunga yang dipegang oleh Dewi Kwan Im
10. Sebotol arak yang dibuat dari tanaman legendaris.


Mengetahui sang tabib telah mengeluarkan obat yang mustahil didapat, SamPek pun menyadari bahwa dirinya telah mengidap penyakit rindu. Tak lama kemudian, SamPek pun meninggal di dalam kantornya sendiri ketika sedang bekerja mengabdi kepada negara sebagai seorang gubernur.

Ternyata penyakit rindu ini juga menjangkit EngTay. Pada hari pernikahan EngTay dan MaWenCai, EngTay sendiri berisitirahat di kamar karena sakitnya yang parah, sementara orang tua dan para tamu-tamu lainnya sedang membuat sebuah acara yang meriah untuk merayakan pernikahan Engtay dan MaWenCai.

Resepsi masih terus berlanjut, tiba saatnya EngTay untuk mengunjungi rumah dari pada MaWenCai. Pada saat EngTay sedang ditandu melewati makam SamPek, sebuah angin besar menghalangi jalan mereka. EngTay pun turun dari tandu dan berdoa untuk SamPek, mengenang kembali kenangan yang sudah pernah mereka ukir bersama. Pada saat tersebut, EngTay tenggelam dalam kesedihan yang sangat dan menangis tersedu-sedu, memohon agar makam tersebut dapat terbuka.

Sebuah keajaiban terjadi, kilat menyambar makam tersebut dan akhirnya makam terbuka. Tanpa ragu-ragu EngTay pun terjun kedalam makam tersebut. Roh keduanya kemudian berubah menjadi sepasang kupu-kupu dan terbang bebas di angkasa, tidak akan pernah terpisahkan untuk selamanya.

Pendekatan Cerita

Dari ringkasan cerita dapat dilihat bahwa pada zaman dahulu, orang-orang yang diperbolehkan untuk menuntut ilmu ke sekolah-sekolah hanyalah kaum pria, karena dari dulunya kaum pria dianggap mempunyai derajat lebih tinggi daripada kaum wanita. Sehingga jika para wanita ingin menuntut ilmu, mereka harus berpakaian selayaknya pria. Karena mereka semua sangat pintar di dalam berdandan, sehingga hampir tidak mungkin bagi mereka untuk diketahui pada zaman tersebut.

Salah satu hal yang patut dikagumi dari EngTay adalah kepatuhannya kepada orang tua. Sewaktu menerima surat dari sang ayah, EngTay langsung bergegas pulang ke rumah untuk menghadap. Bukan itu saja, bahkan EngTay menurut kepada orang tua nya ketika dijodohkan kepada MaWenCai. Walaupun sebenarnya berdasarkan tradisi pada saat itu. EngTay bisa saja menolak, tetapi karena ingin membahagiakan orang tuanya, dia memutuskan untuk menurut saja. Keputusannya diambil meskipun hatinya sudah diberikan kepada SamPek, mengikat sebuah cinta tidak berwujud yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun.

Dari cerita ini juga terlihat sebuah ketulusan cinta pada zaman itu, dimana EngTay lebih memilih untuk melompat ke dalam kuburan SamPek ketika kuburan itu terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa dia lebih memilih untuk mengejar cintanya daripada hidup berkelimpahan. Ketulusan cinta SamPek juga terlihat pada saat kesehatannya yang menurun drastis.

Satu lagi yang sering menjadi legenda di dalam kisah SamPek – EngTay ini adalah 10 jenis obat yang dikeluarkan oleh tabib pada saat SamPek memeriksakan dirinya, sang tabib mengeluarkan sebuah resep yang berisikan hal-hal yang tidak mungkin didapatkan. Hal ini menjadi kutipan bagi masyarakat-masyarakat zaman sekarang ketika sedang mengacu kepada sesuatu yang tidak mungkin dilakukan.

Penutup

Dari cerita ini banyak sekali hikmah yang dapat kita petik. Mungkin bagi kita manusia zaman sekarang, banyak sekali adegan-adegan yang bagi kita bodoh untuk mereka lakukan, misalnya SamPek yang terserang penyakit rindu sampai kesehatan menurut drastis dan akhirnya meninggal, EngTay yang rela terjun kedalam kuburan untuk mengejar cintanya kepada SamPek tetapi malah nyawa sendiri yang melayang.
Memang begitulah manusia, terkadang perasan mengalahkan akal sehat sehingga mengorbankan kehidupan sendiri demi cinta. Padahal jika kita menggunakan akal sehat untuk dipertimbangkan lagi, mungkin kita akan mengira bahwa semua itu tidak ada gunanya, bagaimana mungkin seorang dapat mengorbankan nyawanya hanya demi seorang yang sudah mati. Tetapi karena perasaan yang tulus itulah, sekarang legenda SamPek – EngTay bisa tersebar ke seluruh dunia!

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar